Kamis, 20 Juni 2013

Dan Kutemukan TIRTA PINASTHIKA

Jalan menjadi seorang pencinta alam tidaklah mudah. Seorang pencinta alam dididik untuk menghadapi segala permasalahan sekecil apapun dan sesulit apapun. Tidak mengabaikan hal-hal sepele apalagi yang hal-hal yang besar. Pendidikan dasar adalah hal pertama yang menjadi momok bagi perjalananku menggapai label pencinta alam. Pendidikan bagaimana menghadapi kesulitan hidup, bahkan menghadapi kematian.
 
KPPA Caldera, itu nama kelompok penempuh dan pencinta alam yang kuikuti. Di Caldera ini adalah permulaan aku mengenal dunia pencinta alam. Pengertian, nilai, kode etik, segala aspek pencinta alam kupelajari. Bahwa seorang pencinta alam bukan hanya menjaga dan melestarikan alam, tetapi juga mencintai alam sebagai perwujudan rasa cinta kita kepada Tuhan yang Maha Esa.
 
Pendidikan dan Latihan Dasar Caldera (PLDC) merupakan rangkaian pendidikan dasar yang kujalani. Pendidikan keras yang menuntut totalitas jiwa raga di alam bebas  karena alam ini tidak pandang bulu, melibas siapa saja yang tidak siap dengan keganasan alam. Dingin, panas, lelah, sakit, luka, sepi, itu semua menjadi rintangan yang wajib kulewati dengan kegigihan dan keteguhan hati yang luar biasa. Survive di alam adalah misi utama pendidikan ini. Bagaimana kita harus memanfaatkan alam untuk bertahan hidup. Dari pendidikan ini aku merasa sangat dekat dengan alam. Makan tanaman liar, cacing, serangga-serangga, itu kulakukan untuk bertahan hidup. Menjijikkan memang, tapi itulah hikmah paling utama. Ya, ini semua menyadarkanku  atas nikmat dan anugerah yang 
diberikan-Nya. Ini semua menyadarkanku untuk selalu menghargai hidup.
 
Pendidikan ini benar-benar menguji mental dan fisik. Segala kesulitan yang ada perlu dihadapi dengan mental yang kuat. Fisik kita akan ikut kuat ketika mental dari hati kita masih yakin bahwa kita bisa menghadapi ini semua. Dengan kata lain, mental adalah hal yang vital untuk menunjang kekuatan fisik. Dari pendidikan ini terbentuk mental pantang menyerah. Setelah pendidikan ini terpatri di pikiranku bahwa tidak ada kata “MENYERAH”. Sesulit apapun masalah yang dihadapi, percayalah bahwa pasti ada solusi dan buanglah jauh-jauh pikiran untuk menyerah. Karena Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuan yang dimiliki hamba-Nya tersebut.
 
Namun dari semua yang kutuliskan di atas, kutemukan hal paling berharga. Melebihi segala kesulitan yang pernah kuhadapi. Ya, kutemukan TIRTA PINASTHIKA. Saudara-saudara seperjuangan yang bersama-sama menghadapi segala rintangan di masa PLDC. Bersama mereka kulalui dinginnya malam, panasnya siang. Saling membantu, saling menyemangati, saling mendukung. Bersama mereka akhirnya aku paham arti setia kawan. Nama TIRTA PINASTHIKA yang berarti “air yang diagungkan” bermula dari suasana pendidikan yang selalu basah diguyur hujan.
10 orang anggota TIRTA PINASTHIKA. Kita adalah saudara, kita adalah keluarga.
 
Berjelaga...
Kami bepetualang bukan karena kebanggan,
Bukan pula karena mencintai kematian.
Tapi kami berpetualang karena kami ingin belajar
Dan karena kami sangat menghargai hidup.

(M. A. Adia M./Caldera. 004.PDR)

TIRTA PINASTHIKA
1.    Hafizh Muhammad Noor Esa
2.    Arli Ardiandy
3.    Faris Suhada
4.    Antonius Wido
5.    Dominicus Bima
6.    Nisa Adila
7.    Lisa Sukmawati
8.    Winna Prasita
9.    O. Ginanjar
10.    Benarivo Triadi Putra

Terima kasih telah menjadi bagian dari keluarga ini, keluarga TIRTA PINASTHIKA, keluarga besar Caldera.

                                                Koordinator TIRTA PINASTHIKA
                                                    Hafizh Muhammad Noor Esa

Minggu, 16 Juni 2013

FLUX 2012

FLUX!!!
Fisika Loyal Unique X-tra Ordinary

Itu nama angkatanku di jurusan fisika Unpad. Berawal dari kumpul angkatan ketika mabim, muncul ide yang cemerlang dari gabungan pemikiran semua teman seangkatanku.
FLUX... yang berasal dari salah satu istilah dalam ilmu fisika khususnya dalam kemagnetan. 

F = Fisika              
L = Loyal              
U = Unique           
X = X-tra Ordinary

Nama adalah doa. Dengan nama ini semoga FLUX 2012 menjadi angkatan yang benar-benar mencerminkan arti dari setiap singkatan pada nama ini. Anyway, bersama angkatan ini aku melangkah dalam keseharianku selama kuliah. Berbagi ilmu, berbagi cerita, saling mendukung, saling membantu. 

Bersama angkatan ini aku memulai kehidupanku sebagai mahasiswa, menjalani masa ospek dengan segala kesulitannya. Suka duka di masa ospek yang semakin mempererat kami sebagai teman seperjuangan. Senyum-senyum mereka, tawa mereka, wajah kesal mereka. Ya, mereka tak terlupakan.





Jumat, 14 Juni 2013

Pencinta Alam

Alam merupakan ciptaan Tuhan dan dianugerahkan kepada manusia untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Alam ini memiliki beragam manfaat yang sampai saat ini selalu dieksploitasi oleh manusia. Sumber daya alam seperti kayu, minyak bumi, mineral, air, dan segala sesuatu yang ada di alam selalu menjadi kebutuhan umum sehari-hari bagi manusia.  Terkadang eksploitasi yang berlebihan menyebabkan ketidakseimbangan yang berujung pada malapetaka bagi manusia itu sendiri. Bencana alam kerap kali terjadi akibat ulah manusia itu sendiri. Tentu saja tidak semua manusia, yang dimaksud disini adalah manusia yang tidak peduli dengan keadaan alam yang mereka tinggali dan mereka manfaatkan.


Menjadi pencinta alam adalah impianku sejak SMA. Ada sesuatu yang mendorongku menjadi seorang pencinta alam. Kerusakan alam? Bencana alam? Eksploitasi berlebihan? Kurasa bukan itu. Ada yang lebih dari itu semua. Impian untuk melihat keindahan alam ciptaan-Nya. Ya, itu motivasi terbesarku menjadi pencinta alam. Keindahan alam ini selalu mengingatkanku kepada Sang Pencipta. Keindahan alam ini selalu menjadi pengingat bahwa Allah itu Maha Besar, Maha Pencipta, Maha Indah. Berharap dengan melihat keindahan alam semakin mendekatkanku dengan-Nya.

Selalu terbayang dan menjadi impian, aku berdiri di puncak gunung, melihat hamparan awan, menyadari bahwa aku berdiri di atas awan, sejauh mata memandang kaki langit, melihat eloknya matahari terbenam, kemudian aku bersimpuh, bersujud, menyadari dan merasakan betapa kecilnya aku, dan menangis terharu akan keindahan ciptaan-Nya. Perasaan itulah yang ingin kurasakan.


















Ketika engkau merasa tinggi
Ingatlah gunung jauh lebih tinggi

Ketika engkau merasa besar
Ingatlah laut jauh lebih besar

Ketika engkau merasa kuat
Ingatlah tebing jauh lebih kuat

Ketika engkau merasa pintar
Ingatlah langit ini penuh misteri

Ketika engkau merasa memberi manfaat
Ingatlah sungai tanpa henti memberi kehidupan
Karena alam menampar kesombongan
Karena alam mengajarkan kebenaran

Jatinangor, 14 Juni 2013

Rabu, 12 Juni 2013

Merubah Takdir

 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka” (QS 13:11)

Setiap orang telah memiliki takdir masing-masing yang hanya orang itu sendiri yang mampu mengubahnya. Dalam Islam takdir disebut qadar, yaitu ketentuan Allah yang dapat dipilih manusia. Dengan kata lain kita dapat merubah takdir kita selama kita berusaha untuk merubahnya. Jika kita ingin cerdas, maka carilah ilmu. Jika kita ingin panjang umur, maka berbaktilah kepada orang tua dan sambunglah tali silaturahmi. Dan seterusnya. Takdir itu terserah pada diri kita.

Orang yang mudah putus asa dan tidak mau berusaha maka bersiaplah dengan segala ketentuan yang diberikan-Nya. Meskipun begitu, setiap yang kita usahakan tidak selalu mampu merubah takdir. Tawakkal menjadi kunci agar kita dapat ikhlas menerima segala ketentuan-Nya. Allah pasti memiliki rencana bagi setiap hamba-Nya. Tapi bukan mustahil kita bisa merubah takdir dengan kekuatan kita sendiri dan tentu saja dengan izin Allah SWT.
  
Wallahu 'alam bisshawab
When a person was born
It had a destiny of each line
Which had been decided by its Creator
But its not impossible
Destiny can be changed
With the efforts of his own

Every person had the power to change their own destiny

Arti Hidup

Hidup merupakan suatu anugerah luar biasa yang diberikan Allah. Sesuatu yang hanya dapat dialami satu kali oleh seluruh makhluk hidup di seluruh dunia. Hidup ini yang dirasa sangat lama, nyatanya hanya sepersekian usia alam semesta sejak pertama kali diciptakan. Jika disadari, betapa sebentarnya hidup di dunia ini. Usia yang puluhan tahun, atau belasan tahun, atau bahkan ratusan tahun, hanya secuil kecil dari keabadian di akhirat. Kehidupan ini hanya sedikit dari bagian kecil tahap-tahap sebagai makhluk-Nya. Dunia dengan segala tetek bengek di dalamnya menjadi bagian pengisi hidup. Segala keindahan dan kenikmatan isi dunia menjadi tipu daya. Tipu daya yang menjerumuskan ke dalam lubang kebobrokan moral. Yang menyebabkan pikiran kita hanya tertuju kepada materi, ambisi, dan kepuasan diri.


    “Dunia ini dibandingkan akhirat ibarat setetes air di lautan luas”

Maka apa saja yang kita lakukan di dalam hidup yang hanya sesaat ini? Betapa bodohnya kita yang hanya mengisi hari-hari dengan hal-hal tak berguna. Bukankah hidup ini hanya sekali? Betapa bodohnya kita yang sepenuhnya mengisi hidup ini dengan hal-hal duniawi padahal kelak akhirat menyambut kita. Kerap kali kita terbawa arus kehidupan yang serba materi. Tanpa mengindahkan keberadaan akhirat yang akan menjadi tempat terakhir kita kelak.
“Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain” (HR Bukhari & Muslim)

Ketika seseorang dapat bermanfaat bagi orang lain semasa hidupnya maka dia mendapat tiga keuntungan. Pertama, sudah pasti Allah memberi pahala kepada orang tersebut. Kedua, orang tersebut akan dicintai selama hidupnya. Ketiga, orang tersebut akan dikenang dengan baik ketika meninggal. Alangkah bahagianya ketika kita mampu menjadi orang yang seperti itu. Marilah kita fastabiqul khairat berlomba-lomba dalam kebaikan.

“This life only once, makes our life meaningful”

Wallahu’alam bisshawab

Sabtu, 03 Desember 2011

That's My Parents

Assalamu'alaikum wr. wb.

Salam kenal sahabat.
Let me introduce myself... and my parents


Nama lengkap saya Hafizh Muhammad Noor Esa namun biasa dipanggil Hafizh. Saya lahir dari seorang ibu terbaik yang mengasuh ketujuh anaknya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Wanita perkasa yang berhasil melahirkan 7 anak, 4 laki-laki dan 3 perempuan. Ya, kami semua tujuh bersaudara, jumlah yang banyak saya pikir. Namun kasih sayang dan perhatian penuh dari ibu membuat kami selalu akur tanpa ada yang merasa dianak tirikan. Beliau selalu mengasuh dengan adil tanpa pilih kasih. Cara ibu dalam mendidik kami merupakan cara yang saya pikir langka. Entah mengapa, namun saya merasa ada sesuatu yang sangat berbeda dalam metode pendidikannya. Metode lain dari yang lain. Tak ada seorang pun wanita yang pantas menggantikannya. Beliaulah wanita paling sempurna yang pernah saya kenal.

Ayah saya seseorang yang memiliki ambisi tinggi dalam dunia pendidikan dan wirausaha. Beliau seakan-akan tidak ingin bekerja di bawah kepemimpinan orang lain, melainkan beliaulah pemimpinnya. Suatu sikap yang patut saya contoh. Beliau juga sosok pria yang pantang menyerah dan gigih dalam mewujudkan impiannya. Impian-impian beliau yang penuh idealisme mengajarkan saya betapa pentingnya bermimpi setinggi langit. Namun tentu saja harus dibarengi dengan ikhtiar dan doa yang seimbang.

Mereka berdua adalah orangtua terbaik sedunia yang selalu mendukung putra-putrinya dalam mengarungi rintangan hidup ini. Dorongan-dorongan mereka selalu membuat saya termotivasi dan selalu membuat saya merasa bahwa mereka berada di belakang punggung saya. Suatu sikap perhatian yang luar biasa. Yang sekali lagi tidak mungkin ada seorangpun yang mampu menggantikan mereka. Terkadang saya meneteskan air mata ketika mengingat guratan-guratan keriput pada wajah mereka berdua. Ya, tak ada yang abadi. Semua memiliki akhir. Suatu saat nanti mereka akan pergi meninggalkan kita. Namun saya akan selalu merasa mereka berada di belakang punggung saya. Semoga ALLAH SWT memberkati dan menyayangi mereka. Amin.

Well, that's my parents...

Yeah It's Me

Assalamu'alaikum wr. wb.
 
Let me introduce myself...

Nama lengkap saya Hafizh Muhammad Noor Esa. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 11 April 1994. Saya merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara. Menjadi anak pertengahan menjadi kesan tersendiri bagi saya. Memiliki 2 kakak dan 4 adik membuat saya memiliki karakter yang tentu saja berbeda dengan saudara-saudara saya yang lain. Satu hal yang unik dan menarik pada diri saya dan juga satu-satunya di keluarga ini, saya KIDAL. Allah menganugrahi perbedaan yang unik kepada saya. Entah mengapa dan entah dari mana gen ini turun kepada saya. Yang saya tahu, saat ibu pertama kali mengajari menulis, beliau melihat saya menulis dengan tangan kiri. Keunikan ini membuat ibu menaruh perhatian kepada saya dan mengembangkan potensi yang saya miliki. Sampai kapan pun saya akan terus mengembangkan potensi yang dianugrahi Allah ini. Karena perbedaan ini, justru saya merasa lebih percaya diri.

Then, yeah, It's Me